Mengapa kita tak pernah berada di dunia yang sama
Berada di bantaran dalam satu sungai yang sama
Tanpa ada anak sungai lain mengaliri mengotori setiap warna sungai kita
Kamu selalu menganggap aku mengalir di anak sungai yang beda
Berada di bantaran dalam satu sungai yang sama
Tanpa ada anak sungai lain mengaliri mengotori setiap warna sungai kita
Kamu selalu menganggap aku mengalir di anak sungai yang beda
Kamu menganggap aku seperti tak pernah berdayung menuju ke hilir dimana kamu bersigap menatap langit dan berharap aku segara berlabuh
Sedangkan aku tahu kapan aku mendayung dan kapan aku harus berhenti
Kapan aku harus membenarkan posisi agar perahu kecil ini tak bergoyang dan menjatuhkanku ke kedalaman sungai yang entah seberapa dalam
Kamu tahu?
Mungkin berjuta-juta partikel mengalir dengan bening dari mata air yang begitu suci
Tapi kebeningan itu akan sirna ketika kita mengalir ke hilir yang salah
bahkan setiba di ujung hilir
kamu seharusnya tahu akan ada samudera yang akan menyambutmu dengan ombak yang silih berganti menghentak
Membuatmu terombang ambing jika kamu berada dalam botol kosong dengan tutup yang begitu rapat
Seharusnya kamu mengerti langkah demi langkah yang sedang aku jajaki
dayung demi dayung yang aku gerakan perlahan
Agar sepotong kayu yang semakin rapuh ini tidak akan menjadi bongkahan bongkahan kayu yang tak berarti jika aku mematahkannya di waktu yang tidak tepat
Sebaiknya kamu berbalik badan
Berhenti menunggu di dermaga ketidakpastian
Lebih baik kamu berbalik badan pergilah menuju karang terjal yang sedang bermain dengan hentakan ombak
dan menelusuri filosofi yang terkandung diantara mereka berdua


0 komentar:
Post a Comment